Wisata Birdwatching

Wisata Birdwatching, Mengenal “Bird of Paradise” Cendrawasih

By: Tegar Aryha Pratama

Salah satu kegiatan ekowisata yang memiliki nilai edukasi yang tinggi adalah birdwatching, dengan mengikuti birdwatching wisatawan mengobservasi dan mempelajari kehidupan dari suatu jenis burung. Birdwatching juga merupakan salah satu bentuk konservasi untuk fauna tersebut.

(sumber: made-blog.com)

Isyo Hills Birdwatching

Sebagian besar kegiatan birdwatching dilakukan di kawasan taman nasional, tetapi ada juga yang di luar kawasan taman nasional contohnya Isyo Hills Birdwatching di kampung Rephang – Muaif distrik Nimbokrang, provinsi Papua. Isyo Hills dibangun oleh Alex Waisimon untuk tempat pengamatan burung, jenis burung yang akan di obeservasi adalah burung cenderawasih yang merupakan salah satu ikon dari Tanah Papua. Burung cenderawasih berhabitat asli di Papua.

Di Indonesia terdapat sekitar 30 jenis burung Cenderawasih dan 28 diantaranya bisa ditemukan di Papua. Di Jayapura sendiri terdapat 8 jenis Cenderawasih. Jika berkunjung ke Isyo Hills wisatawan bisa melihat secara langsung kehidupan burung Cenderawasih. Jika ingin melakukan birdwatching wisatawan harus menginap karena waktu terbaik untuk melihat burung Cenderawasih adalah di pagi hari atau jika cuaca setempat bagus, wistawan juga bisa melihatnya di sore hari.

Rute Isyo Hills Birdwatching

Ada beberapa pos pengamatan di Isyo Hills, tiap pos berbeda-beda jenis Cenderawasih yang bisa dilihat. Untuk bisa ke semua pos wisatawawn harus mulai berangkat dari jam 4.30 pagi. Untuk mencapai pos 1, memerlukan waktu sekitar 20 menit berjalan kaki dengan sedikit mengendap-ngendap. Perlu diingat karena kegiatan birdwatching itu mengamati, jadi wisatawan harus mangamati dengan sangat tenang agar burung yang sedang bertengger tidak merasa terancam lalu kabur.

Dari pos 1 dengan berjalan kaki tidak lebih dari 1kilometer wisatawan akan sampai di pos 2. Di pos 2 ada gardu pengamatan setinggi 20 meter, di gardu ini wisatawan bisa melihat burung cenderawasih jenis “Cenderawasih 12 antena” atau masyarakat setempat menyebutnya “Cenderawasih mati kawat”. Burung ini memiliki ekor berupa bulu seperti kawat hitam dengan jumlah 12 helai. Warna hitam kebiruan dan dadanya berwarna kuning.

(sumber: abangnji.com)

Di pos 3 yang berjarak kurang dari 1Km dari pos 2 wisatawan dapat melihat “Cenderawasih paruh sabit”, disebut demikian karena paruhnya yang melengkung seperti bulan sabit.

wisata birdwatching
(sumber: omkicau.com)

Di pos 4 tidak terdapat gardu pengamatan, tetapi wisatawan dapat mengamati Cenderawasih di bawah pohon besar. Di pos ini wisatawan dapat melihat cenderawasih jenis Apoda (ekor emas). Corak Cenderawasih Apoda yang sangat mudah dikenali karena biasa menjadi hiasan di kepala, tetapi sekarang penggunaan hiasan itu sudah dilarang karena burung Cenderawasih termasuk satwa dilindungi.

wisata birdwatching
(sumber: journey.blok-a.com)

Akses menuju Isyo Hills sekitar 1 jam dari bandar udara Sentani, jalan yang dilewati sudah lumayan bagus. Karena birdwatching juga merupakan bentuk konservasi maka wisatawan disarankan untuk menjaga habitat dengan tidak membuang apapun saat melakukan birdwatching, serta saat melakukan birdwatching wisatawan perlu membawa peralatan lengkap seperti jaket, sepatu trekking, kamera, dan buku catatan bila diperlukan. Jika anda tertarik, anda bisa mengikuti paket wisata indonesia dari kami yang tanpa ribet dan pasti berangkat.

Bagikan Blog

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Tag

Tag Tidak Tersedia Untuk Post Ini